Ku ingin kau tahu, udara dibulan
September selalu mendeskripsikan wujud cinta yang sempat kau bawa, menawarkan
sejuta rindu yang selalu kau beri tanpa kuminta. Romantisme yang terukir antara
kita membuat bulan itu semakin ceria.
Surat cinta selalu menjadi
symbol kebahagian kita dibulan itu. Entah sudah berapa banyak surat yang kau
kirimkan padaku, dan satu kalimat dalam suratmu yang paling kusukai adalah
“ waktu umurku 8 tahun, aku pernah
menulis sebuah surat cinta dan kini umurku beranjak 23 tahun, ku kembali
menulis sebuah surat cinta dan kedua surat itu hanya untuk seseorang yang
bayangannya selalu ada di dalam percik sinar mataku, yaitu kamu “. Walaupun
kalimat itu sebuah ketidakbenaran, sungguh kurela tertipu karenanya. Kertas
berwarna pink dan beraroma lavender serta tulisan miring bertinta tebal menjadi
ciri khas dari tiap surat yang kau kirimkan.
Disini kita berdiri, terenyuh
memori.
Sekuat tenaga telah kukerahkan
untuk terus mencintaimu sebagaimana besar cinta yang kau tanamkan dihatiku.
Tapi ternyata cinta itu membuatku makin angkuh. Entah roh jahat apa yang
terkurung dalam diriku.
Malam itu malam yanf paling
mengerikan dibulan September. Malam dimana aku membuatmu memohon kepadaku untuk
tidak mengakhiri kisah cinta yang selama ini kau kira baik2 saja. Kau berkata “
kenapa dibulan September? “ aku menjawab tegas “ agar kau membenciku ! aku
ingin kau melewati 30 hari dibulan September dengan membenciku ! “
Wahai penyejukku dibulan
september,
Maafkan aku yang terlahir sbagai
seorang gadis yang tidak bisa menerjemahkan indah rembulan yang kau tawarkan
Maafkan aku yang selalu merasa
segan jika kau memelukku
Maafkan aku yang merasa asing
jika kau memandangiku dengan tatapan tajammu.
Dan , sejak malam itu aku
mengenal dan memanggilmu dengan sebutan angin September. Angin yang memberikan
kesejukan sesaat dan kemudian akan segera menghilang.
0 komentar:
Posting Komentar